‘asisten’ si Fulan sudah ‘sembuh’

27 02 2010

Catatan si Fulan adalah catatan pengalaman pribadi penulis, sebagai bahan renungan, introspeksi dan juga inspirasi. Semoga bermanfaat.

Hari itu, si Fulan sangat berbahagia. Pasalnya, ia baru saja dihubungi bahwa ‘asisten’nya sudah ‘sembuh’ dan bisa dibawa pulang. ‘asisten’ si Fulan memang sudah lama ‘sakit’, kira-kira 2 bulan yang lalu; dan baru 2 minggu yang lalu diperiksakan ‘kesehatan’nya. Ya, ‘asisten’ si Fulan yang bernama Canon Supershot A480 warna biru itu memang benar-benar ‘sakit’, tidak bisa nge-flash. Setelah 2 minggu dibawa ke Jakarta dan diperbaiki ‘organ tubuh’nya yang ‘sakit’, akhirnya ia bisa kembali normal. Dan si Fulan pun kembali tersenyum dan berbahagia, lantas menceritakan kebahagiaan tersebut dalam tulisan ini (sebenarnya tulisan ini sangat tidak penting) ^_^. Baca entri selengkapnya »





Mengenang Kepergian Rasululloh

26 02 2010

Dan tibalah waktu ajal bertamu

Penuh ketenangan jiwamu berlalu

Linangan air mata syahdu

Iringi pemergianmu

Seluruh pelosok Madinah seperti berubah menjadi muram. Hari itu, Senin, 12 Rabi’ul-Awwal tahun 11 Hijriah, selagi waktu dhuha sudah terasa panas, seorang anak manusia yang diutus Rabbnya kepada seluruh umat manusia menghembuskan nafas terakhirnya, pergi untuk selama-lamanya menghadap Allah, Kekasih Yang Maha Tinggi. Ialah Muhammad, sosok teladan umat manusia, wafat di usia enam puluh tiga tahun lebih empat hari. Baca entri selengkapnya »





Shalawat Atas Nabi SAW

24 02 2010

Berikut adalah salah satu tulisan Ust. Rahmat Abdullah yang menggambarkan secara sederhana sosok Nabi Muhammad SAW, namun begitu syarat makna. Semoga bermanfaat bagi _pemilikblog dan pembaca semuanya.

Oleh : Ust. Rahmat Abdullah

Apa yang Tuan pikirkan tentang seorang laki-laki berperangai amat mulia, yang lahir dan dibesarkan di celah-celah kematian demi kematian orang-orang yang amat mengasihinya? Lahir dari rahim sejarah, ketika tak ada seorangpun mampu mengguratkan kepribadian selain kepribadiannya sendiri. Ia produk ta’dib Rabbani (didikan Tuhan) yang menantang mentari dalam panasnya dan menggetarkan jutaan bibir dengan sebutan namanya, saat muaddzin mengumandangkan adzan.

Di rumahnya tak dijumpai perabot mahal. Ia makan di lantai seperti budak, padahal raja-raja dunia iri terhadap kekokohan struktrur masyarakat dan kesetiaan pengikutnya. Tak seorang pembantunya pun mengeluh pernah dipukul atau dikejutkan oleh pukulannya terhadap benda-benda di rumah. Dalam kesibukannya ia masih bertandang ke rumah puteri dan menantu tercintanya, Fathimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib. Baca entri selengkapnya »





Matinya Lilin Kehidupan

19 02 2010

Ia berjalan di antara manusia, mengajari manusia dengan memerintahkan mereka atas suatu perkara sebagaimana perintah Rabbnya dan melarang mereka atas suatu perkara sebagaimana larangan Rabbnya. Ia menerangi kegelapan yang masih bercokol di relung-relung jiwa manusia, membawa mereka dari kegelapan kepada cahaya (minazh-zhulumati ilan-nur). Mereka menyebutnya sebagai kyai, ustadz, guru ngaji, da’i, pendakwah, aktivis dakwah, atau sebutan lain yang serupa. Ia lantang meneriakkan tegaknya kebenaran dan robohnya kebathilan; memerintahkan kebaikan dan melarang berbagai bentuk kemaksiatan; nasehatnya mengena menghujam jiwa manusia. Baca entri selengkapnya »





Uban yang Dihembuskan Angin Surga

18 02 2010

(Cerpen berikut adalah cerpen terbaik ke-2 kategori umum/mahasiswa dalam lomba Pentas Cerpen Islami (PENCIL) “Biarkan Pena Bicara” tahun 2007 yang diselenggarakan oleh FORKIM FIA UB dan FLP Malang, yang mana _pemilikblog adalah salah satu panitia kegiatan tersebut. _pemilikblog sempat menitikkan air mata ketika membaca cerpen ini, sungguh mengharukan! Moga manfaat.)

Oleh: Rialita Fithra Asmara*

Tubuh tua itu hampir renta termakan usia, tetapi jangan tanya kemampuan membacanya. Dia masih mampu membaca segala macam tanda, tanda yang sengaja disebarkan Sang Maha Agung pada segala penjuru tak peduli barat atau pun timur. Dititipkan-Nya tanda itu juga pada segala makhluk yang menghuni bumi, termasuk tubuh tua itu, ya di tubuhnya itu sekarang tersimpan tanda dan dia bisa membacanya.

Hari masih terlalu pagi tetapi kesibukan mencetak mimpi sudah dimulai, tubuh tua itu baru saja menjeda udara subuh yang menusuk lewat pertemuan yang agung dengan pemilik waktu. Seperti biasa, Pak Harjo pemilik tubuh tua itu sudah siap dengan korannya dan kaca mata bacanya di taman depan rumah. Pak Ming, pelayan setianya itu sudah mulai memberi makan ikan hias di kolam, tampak beberapa ikan berlompatan saling berebut makanan. Dari arah dapur terdengar suara istrinya yang membahana seperti lonceng pagi yang berdentang, memerintah para pelayan untuk menyiapkan aneka hidangan, maklum hari itu mereka akan kedatangan tamu agung apalagi kalau bukan calon besan. Baca entri selengkapnya »





Mereka (telah) Membuktikan Cintanya

17 02 2010

Jika air jalinan cinta kita berbeda

Air kita tetap menetes dari awan yang sama

Atau jika nasab kita yang berbeda

Kita disatukan oleh agama

Yang kita dudukkan laksana orang tua (A’idh Al Qarni)i

Adakah rasa cinta yang lebih mulia di sisi Allah selain rasa cinta karena-Nya? Adakah rasa benci yang dibenarkan selain rasa benci karena-Nya? Dan adakah persaudaraan yang lebih indah selain persaudaraan yang diikat karena-Nya? Sungguh, persaudaraan yang terjalin atas dasar cinta dan benci karena-Nya, adalah anugerah indah yang telah diberikan Allah Ar-Rahiim kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, “wa allafa baina quluubikum, Dia telah mempersatukan hati mereka.” (QS.Al-Anfal [8]: 63). Mereka, orang-orang beriman satu sama lain adalah saudara, “Innamal-mu’minuuna ikhwah, Sesungguhnya, hanya sesama orang-orang berimanlah yang bersaudara.”(QS.Al-Hujurat [49]: 10); menghimpun cinta karena-Nya lantas membuktikannya dalam kata dan lakunya. Baca entri selengkapnya »





Memberi Teladan yang Baik

3 02 2010

Catatan si Fulan adalah catatan pengalaman pribadi penulis, sebagai bahan renungan, introspeksi dan juga inspirasi. Semoga bermanfaat.

Si fulan memiliki seorang teman, yang terbiasa mengucapkan (menulis) salam secara lengkap, assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Kebiasaan tersebut lantas ditiru oleh teman lain bukan karena apa-apa, hanya karena berharap mendapat berkah yang lebih. Memang, terasa biasa saja ucapan salam yang demikian; atau malah terlalu berlebihan, karena membutuhkan waktu lebih, energi lebih, dan bahkan biaya lebih, untuk mengucapkannya atau menuliskannya. Tetapi benarlah apa yang disampaikan seorang teman si fulan yang disebutkan terakhir, ada berkah yang lebih yang menyertai waktu, energi dan biaya yang berlebih tersebut. Baca entri selengkapnya »